Sunday, December 21, 2008

kawan, aku kembali terjatuh....

Ketika mentari pagi menyapaku, aku hanya bisa terdiam kelu. Masa laluku kini tinggalah masa lalu, cerita lalu, kenangan lalu; yang tak kan pernah terulang.
Biar aku tersenyum sendiri disini, berusaha menghibur diri dengan senantiasa membohongi diri... yang sejatinya justru meyiksa diri. fiugh...

Mengapa semua ini harus terjadi?
Aku merasa punya agama, tapi aku jauh dari orang-orang beragama.
Orang-orang yang mengaku beragama, tak satu pun yang mau menyapa kalbuku, bahkan untuk sekedar mengenal...

Hari terus berganti, berlari meninggalkan sosok manusia sepertiku yang hanya mampu membuang usia. Untunglah masih ada kepedihan yang setia menemani kesibukanku mengais rizki di tanah antah berantah yang sangat indah ini.

Tiada ketenangan batin yang selama ini aku dambakan, sesuatu yang sudah sekian lama aku impikan.

Aku senang hari-hariku dihiasi kesibukan yang membuatku lupa daratan, lupa segala-galanya. Hingga lupa pada keluargaku yang selalu merindukanku, lupa pada sahabat-sahabatku yang masih saja baik kepadaku.
Sekali lagi aku harus membohongi diriku sendiri.
Aku tak tahu, apakah aku benar-benar senang dengan keadaan ini...

Aku rindu masa laluku,, masa lalu penuh perjuangan tapi juga sarat kasih sayang, meski sekedar kasih persahabatan. Kasih untuk sama-sama merajut impian, untuk bisa sama-sama bahagia di dunia dan di akhirat.
Waktu itu, di kala fajar pagi belom sempat unjuk gigi, adalah sahabat yang telah lebih dulu membangunkanku tuk nikmati indahnya qiyamul lail, lalu berselimutkan dingin udara pagi melakukan Tadarus bersama. Dan ketika subuh tiba, alangkah indah bisa berjamaah bersama dan berdo’a dengan diamini berjuta malaikat. Sungguh, hari-hari yang kami lalui terasa demikian bermakna....

Berbeda dengan kini,
Hari ke hari, adanya futur... futur... dan futur…
Aku memang manusia yang adakalanya imanku naik-turun, bukan malaikat ataupun nabi yang tak pernah bermasalah dengan kadar keimanan... sayangnya, aku terlalu buruk sebagai manusia. Tebing keimananku terlampau curam dibanding tangga naik yang hanya terdiri beberapa anak tangga keimanan. Jadi, beginilah diriku. Aku sadari, akulah orang yang merugi.,

Hari ini aku lebih buruk lagi….




2 comments:

  1. no body`s perfect,,
    Its usual,, loss what we hope from others...

    keep your spirit, guys!

    ReplyDelete
  2. nasibku..
    apa yang kualami...

    hatiku..

    lebih hancur darimu, mas...

    ReplyDelete

silakan tinggalkan komen anda,
belom punya akun google?
tenang!! anda tetep bisa kasih komen dg pilih sebagai anonymous/URL.
Don't forget to take your web URL...